Seperti diberitakan sebelumnya, optimisme Mentan terhadap capaian produksi beras itu disampaikan dihadapan ribuan petani dan pelaku usaha penggilingan padi pada rapat akbar yang digelar Kementan Rabu lalu. Rapat itu juga ditujukan untuk mensinergikan target produksi padi sebesar 75,56 juta ton GKG antara kebijakan Kementan dengan realisasi di lapangan khususnya dengan petani padi dan pengelola usaha penggilingan padi.
Pada Oktober mendatang apabila terealisasi tambahan produksi dari hasil panen petani sebanyak 1 juta ton, maka hasil keseluruhan September-Oktober menjadi sekitar 2,4 juta ton yang siap diserap oleh Bulog. Komitmen pengelola usaha penggilingan padi pada September sebesar 1,4 juta ton siap dipasok ke Bulog. Dalam rapat itu juga dilakukan penandatanganan komitmen pengelola usaha penggilingan padi bersama petani untuk menjual gabah dan berasnya kepada Bulog untuk menjaga stok beras pemerintah.
Sementara itu Ketua Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi Indonesia) Soetarto Alimoeso, dalam kesempatan itu menjelaskan perihal impor beras atau tidaknya tidak hanya dilihat dari sejauh mana terjadi peningkatan produksi, tapi juga sangat tergantung seberapa jauh kapasitas pengadaan Bulog. Stok beras dan menjadi cadangan beras nasional berada di gudang Perum Bulog. Sehingga menurut Mantan Dirut Bulog itu, Pemerintah harus memperkuat peran dan kapasitas Bulog agar mampu menyerap gabah petani.
Peran Bulog untuk melakukan pengadaan beras/gabah di dalam negeri sangat besar. Tahun ini pemerintah menargetkan Bulog bisa menyerap hingga 4 juta ton beras. Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti menyebutkan, untuk mendukung pengadaan beras dalam negeri, Presiden telah menugaskan Bulog untuk membeli gabah petani dengan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terbaru yaitu Inpres No.5/2015. Pihaknya mengaku siap menjadi stabilisator harga saat harga turun pada musim panen raya tiba. “Terbitnya Inpres HPP baru ini, kami optimis dapat memenuhi target pengadaan gabah/beras sebesar 2,5 juta hingga 2,75 juta ton tahun ini dari pengadaan dalam negeri, sehingga tidak perlu impor” katanya. (Rtz)
Seperti diberitakan sebelumnya, optimisme Mentan terhadap capaian produksi beras itu disampaikan dihadapan ribuan petani dan pelaku usaha penggilingan padi pada rapat akbar yang digelar Kementan Rabu lalu. Rapat itu juga ditujukan untuk mensinergikan target produksi padi sebesar 75,56 juta ton GKG antara kebijakan Kementan dengan realisasi di lapangan khususnya dengan petani padi dan pengelola usaha penggilingan padi.
Pada Oktober mendatang apabila terealisasi tambahan produksi dari hasil panen petani sebanyak 1 juta ton, maka hasil keseluruhan September-Oktober menjadi sekitar 2,4 juta ton yang siap diserap oleh Bulog. Komitmen pengelola usaha penggilingan padi pada September sebesar 1,4 juta ton siap dipasok ke Bulog. Dalam rapat itu juga dilakukan penandatanganan komitmen pengelola usaha penggilingan padi bersama petani untuk menjual gabah dan berasnya kepada Bulog untuk menjaga stok beras pemerintah.
Sementara itu Ketua Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi Indonesia) Soetarto Alimoeso, dalam kesempatan itu menjelaskan perihal impor beras atau tidaknya tidak hanya dilihat dari sejauh mana terjadi peningkatan produksi, tapi juga sangat tergantung seberapa jauh kapasitas pengadaan Bulog. Stok beras dan menjadi cadangan beras nasional berada di gudang Perum Bulog. Sehingga menurut Mantan Dirut Bulog itu, Pemerintah harus memperkuat peran dan kapasitas Bulog agar mampu menyerap gabah petani.
Peran Bulog untuk melakukan pengadaan beras/gabah di dalam negeri sangat besar. Tahun ini pemerintah menargetkan Bulog bisa menyerap hingga 4 juta ton beras. Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti menyebutkan, untuk mendukung pengadaan beras dalam negeri, Presiden telah menugaskan Bulog untuk membeli gabah petani dengan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terbaru yaitu Inpres No.5/2015. Pihaknya mengaku siap menjadi stabilisator harga saat harga turun pada musim panen raya tiba. “Terbitnya Inpres HPP baru ini, kami optimis dapat memenuhi target pengadaan gabah/beras sebesar 2,5 juta hingga 2,75 juta ton tahun ini dari pengadaan dalam negeri, sehingga tidak perlu impor” katanya. (Rtz)